Peran Bahasa dalam Pembentukan Karakter


Mulyono, S.Pd., M.Pd.
MENCERMATI judul tersebut ada dua hal mendasar yang perlu didudukkan pada tempatnya, yakni bahasa dan karakter. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan.
Pertanyaannya adalah adakah kaitan antara bahasa dan karakter? Jika ada, secara langsung atau tidak? Keterpengaruhannya dalam jangka waktu dekat, sedang, atau lama?
Bahasa sangat vital mengubah setiap masyarakat umum maupun pribadi. Sebab awal dari penyebab suatu perubahan itu pasti karena hubungan komunikasi antarindividu atau kelompok, dan komunikasi itu adalah bahasa. Tentu bahasa hal yang sangat penting dalam perubahan, termasuk di dalamnya perubahan karakter.
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Diimplementasikan lebih lanjut pendidikan yang diusung Kurikulum 2013 menempatkan bahasa (Indonesia) sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan. Kurikulum ini menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara estetis dan logis, Kata Mendikbud, Mohammad Nuh.
Jelaslah bahasa berfungsi sebagai penghela ilmu termasuk di dalamnya sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam Kurikulum 2013 sikap diberi prioritas utama. Sikap identik dengan karakter.

Proses Pembentukan Karakter Melalui Bahasa
Banyak teori pembentukan karakter, seperti Determinisme Genetis, Determinisme Psikis, dan Determinisme Lingkungan. Apapun teori itu, yang jelas bahasa mempengaruhi proses pembentukan karakter, mulai dari lingkup awal di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan pergaulan orang dalam bersosialisasi. Sebagai wahana pendidikan karakter perlu direncanakan, dibina, dan dimodernkan secara terpadu dan sinergis.
Langkah berikut mungkin dapat diambil. Pertama, menginternalisasikan pendidikan bahasa dan karakter pada keluarga. Di sini komunikasi diupayakan dengan menggunakan bahasa yang santun dan penuh keteladanan. Pemilihan kosa kata dan intonasi dalam beragam kalimat mengarah pada pembentukan karakter yang unggul. Kedua, pada jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar hinga tinggi, hendaknya diterapkan pembelajaran dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam mengungkapkan gagasan. Selain itu keteladanan guru dan dosen dalam penggunaan bahasa dan kesadaran menerima perubahan dan arahan di kalangan mahasiswa hendaknya dibudayakan. Sehingga terbentuk sinergisitas hubungan antara subjek didik dan pendidik dalam berbagai macam dimensi kehidupan yang bermakna. Ketiga, di lingkup pergaulan. Beritahu saya siapa temanmu, nanti akan kuberitahu bagaimana kepribadianmu. Kalimat itu bermakna tegas bahwa lingkungan sangat berpengaruh, termasuk di dalamnya penggunaan bahasa. Karakter teman sepermainan akan sangat mempengaruhi penggunaan bahasa dan nilai rasanya. Keempat, media. Media cetak maupun bukan sangat signifikan pengaruhnya terhadap karakter penggunanya. Penggunaan kata dalam SMS, WA, BBM dan media sosial lain sangat mempengaruhi karakter seseorang, termasuk di dalamnya media cetak semacam koran, atau elektronik semacam internet.
Tidak ada kata lain untuk mengkondisikan penggunaan bahasa yang positif dalam  pembentukan karakter, selain menyamakan persepsi dan saling bergandengan tangan antarsemua pemangku kepentingan untuk memfungsikan perannya masing-masing. Sehingga penggunaan bahasa dapat ambil bagian dalam pembentukan karakter.

*Dosen MKU Bhs. Indonesia Fakultas Ekonomi - UMK