Menilik Persiapan Progdi PBSI

UNIVERSITAS MURIA KUDUS membuka program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mulai tahun ajaran 2016/2017. Gagasan prodi baru ini telah ada sekitar dua tahun lalu, dan Renstra dari FKIP untuk membuat universitas lebih berkembang. Ide ini mendapat dukungan penuh dari fakultas maupun universitas.
Istimewa
Dari analisis berdasarkan kebutuhan, di sekitar pantura ini memang belum ada prodi PBSI, sehingga dengan adanya PBSI ini diharapkan mampu memenuhi SDM yang dibutuhkan. Seperti menghasikan lulusan guru Bahasa Indonesia yang unggul di sekolah menengah, peneliti, pengembang, dan pelestari Bahasa dan Sastra Indonesia berbasis kearifan lokal. Di samping itu, karena UMK adalah Culture University, sehingga harapannya ada prodi kebudayaan yang dapat diunggulkan. Serta menjadi pengajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing mengingat meningkatnya sektor pariwisata. “Proposalnya dibuat 1 tahun yang lalu, bulan September lolos, dan Desember surat izin turun,” tutur Mila Roysa Kaprogdi PBSI.
Prodi baru ini memiliki 10 dosen berkualitas di bidangnya, diantaranya ialah Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. (Guru besar sastra UNNES), Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, M.Hum. (UNY), dan Dr. Murtono, M.Pd. Menggunakan kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional), prodi baru ini juga dilengkapi gedung perkuliahan, laboratorium bahasa, ruang diskusi mahasiswa, ruang karawitan, juga perpustakaan,ungkap Mila.
Untuk mengenalkan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra ke masyarakat luas, fakultas maupun universitas  melakukan berbagai cara untuk promosi. “Sosialisasi pun gencar dilakukan di sekolah-sekolah, papan pengumuman, brosur, spanduk, media sosial, dan lain lain, uuntuk menarik minat masyarakat,” Tambah Mila ketika diwawancarai REDAKSI FAKTA. (Ulya/Thata/FAKTA)